
Ustadz Sunardi Ketua MPD PKS Kab Bekasi
Oleh : Ustadz Sunardi Ketua MPD PKS Kabupaten Bekasi
Manusia modern saat ini menerima lebih dari 3000 informasi ke dalam otak setiap hari. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya mengelola informasi yang masuk sebanyak itu.
Orang dewasa saja berat, apalagi anak-anak kita yang masih kecil. Betapa beratnya mereka mengelola informasi untuk kemudian disaring lalu sebagian dijadikan dasar bertindak, berperilaku dan beramaliyah.
Buat kita yang org dewasa punya dua kewajiban dalam meniti kehidupan ini. Keduanya jika kita laksanakan akan membuat hidup tenang. Yaitu kewajiban Amaliyah dan Kewajiban Maaliyah.
Sudah menjadi sunnatullah bahwa hidup ini adalah ujian, baik itu karunia, kesenangan ataupun musibah, kesulitan, dan kesengsaraan. Intinya adalah semua yang melingkupi kita setiap hari adalah ujian. Bisa menguji keikhlasan, menguji kesabaran, menguji cinta, pengorbanan dan lainnya. Ini penting untuk kita sadari.
Ramadhan tidak hanya mendidik kita utk melaksanakan kewajiban Amaliyah, shaum, qiyam, tilawah, tetapi juga kewajiban maaliyah ( harta ), melalui sedekah, infaq, zakat amal dan zakat fitrah.
Terkait dengan maaliyah, kekuatan kaum muslimin memang masih sangat lemah dibandingkan umat lain. Bayangkan ada 375 orang di dunia ini yg kekayaannya jika dijumlahkan, sama dengan kekayaan 4 milyar manusia. Di antaranya Bill Gates, Warren Buffet, Mark Zuckerberg, Jeff Bezos, Richard Branson, Lakshmi Mittal, Lee Ka Shing, Jack Ma dan lainnya.
Mereka adalah “the have”, sedang sebagian lagi”The Rich” . Apa bedanya ?. The have adalah yg mendapatkan hartanya bukan dengan bekerja. Seperti sebagian Anggota Legislatif atau Eksekutif yg mendapat uang dari belahan anggaran, atau pejabat yg korupsi dan mencuil dana proyek, atau anak orang kaya karena harta tujuh turunan. Mereka mendapatkan uang bukan hasil dari jerih payah sendiri, karena jabatan, atau karena keturunan, atau memanfaatkan posisi. Itulah The Have.
Kaum “The Rich” mereka yg kaya dengan keringat sendiri, tanpa fasilitas apalagi anggaran daerah atau anggaran pemerintah. Mereka kaya dari hasil bisnis, investasi, tanah, property, saham dengan modal yang dikumpulkan dari keringat sendiri.
Terlepas dari semua itu, kita harus berhati-hati dengan urusan maaliyah kita, urusan keuangan kita. Dari mana kita peroleh, halal atau haram prosesnya, dan untuk apa dan kemana kita salurkan.
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram.” (HR Al-Bukhari.
Kita harus memperhatikan masalah kewajiban maaliyah ini baik proses mencarinya maupun distribusinya. Kemenangan dakwah tidak akan kita peroleh jika unsur-unsur yg syubhat dan haram kita tabrak. Kalaupun menang , bukan kemenangan yg diridhai Allah, Na’udzubillah.
Disiplin dalam melaksanakan kewajiban maaliyah akan menambah keberkahan dan menambah ketenangan dalam jiwa. Namun sebaliknya lalai dalam melaksanakan kewajiban maaliyah membuat jiwa gelisah karena ada hak2 yg belum kita tunaikan, hak orang lain, hak jamaah, dan hak saudara kita yg mungkin secara tak sadar terzolimi oleh kita. Dan jangan sepelekan masalah ini krn akan fatal akibatnya di akhirat. Karena kita menjadi org yg “Bangkrut”.
Kita memahami dan menyadari bahwa maaaliyah memang kita butuhkan, penting dan penting tapi tetap saja itu adalah wasilah. Dan menyadari bahwa harta adalah cobaan juga penting.
Firman-Nya: إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu merupakan fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. [at-Taghabun/64:15]
Kita ingin dakwah ini menang oke…kita sepakat Dakwah Ini Harus Menang.
Namun Ingat Syarat kemenangan salah satunya adalah kesalehan, dan melaksanakan kewajiban maaliyah adalah tanda kesalehan.
Melaksanakan Iuran Atau Infaq wajib, menjadi Relawan Zakat, ikut memberi kontribusi dalam kegiatan dakwah walau satu rupiah, masih lebih baik ketimbang menyusahkan dakwah dan jamaah dengan berbagai persoalan remeh karena kekerdilan dan ketidakdewasaan kita. Cukuplah Allah mengingatkan kita.
Allah SWT berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا ارْكَعُوْا وَاسْجُدُوْا وَ اعْبُدُوْا رَبَّكُمْ وَا فْعَلُوْا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ۚ
“Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung.”
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 77)
Semoga Ramadhan menyadarkan kita tentang pentingnya kewajiban Amaliyah dan Kewajiban Maaliyah.
Wallahu’alam bis showwab















