::
DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi -
Website DPD PKS Kabupaten Bekasi
Mengenal PKS

Hari Kelima Belas Keikhlasan Dan Gaji Besar Tapi Rezeki Kecil

Genap 15 hari kita melaksanakan Ibadah Ramadhan, iman kepada Allah semakin kuat, gak galau masalah rezeki, gak silau urusan posisi, tak ada lagi rasa iri dan dengki, semakin hilang sifat negatif dari segala sisi Insya Allah.

Ini pertanda baik bhw penyakit ruhani atau penyakit hati kita dalam proses penyembuhan. Hati semakin lapang memandang kehidupan. Tapi….penyakit stroke mulai menghinggapi, akibat stroke belanja nominalnya lebih besar dari stroke gaji. Ini masalah…..tapi Yakinlah selalu bhw Allah bersama orang2 yg beriman.

Allah SWT berjanji akan menolong orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman Allah SWT, “… Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” (QS. Ar-Ruum: 47).

 
Diberikan advokasi atau pembelaan (ad-difa’). Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang ber­iman…”(QS. Al-Hajj:38).

 
Mendapatkan perlindungan kasih sayang (Al-wilayah). Allah SWT berfirman, ”Allah Pelindung orang-orang yang beriman…. ” (QS. Al-Baqarah: 257).

 
Lalu bagaimana menyelesaikan persoalan kehidupan, kebutuhan semakin banyak, sedang pemasukan tetap bahkan berkurang. Disinilah perlunya kecerdasan keuangan. Ya kecerdasan keuangan yg jarang dibahas dalam pertemuan rutin, padahal ini ilmu yg juga dibutuhkan untuk menunjang dakwah.

Sebagian besar komunitas kita dlm kondisi lebih besar pasak dari pada tiang. Lebih pengeluaran daripada pemasukan. Berat memang, apalagi situasi pandemi membuat hampir semua bisnis terpukul dan melakukan reparasi strategi.

Ramadhan menyadarkan kita bahwa rezeki itu hak wewenang Allah. Menyadarkan kita bahwa rezeki itu bukan masalah kerja sebagai ASN dg gaji tetap atau wirausaha dg penghasilan tak terbatas. Bukan masalah gaji besar atau kecil, tapi seberapa menjadikan manfaat, mendapatkan nikmat ,dan mensyukuri nikmat itu menjadi semakin taat pada syariat.

Ada org gajinya besar tapi rezekinya kecil. Koq bisa….?. Seorang pengusaha sukses duduk di kelas Bisnis sebuah maskapai saat penerbangan, berdampingan dg seorang ustadz. Ketika pramugari menghidangkan makanan enak, ia hanya minum air putih saja, dan matanya tak henti memandangi ustadz di sebelahnya yg menyantap makanan dg nikmatnya.

“Pak kenapa tak dimakan ?” Koq hanya air putih saja..? Tanya Sang Ustadz. ” Iya..saya sdh tak boleh makan yg enak2 kata dokter, ada komplikasi.” Jawab si Bapak.

Mau makan gurih asin takut hipertensi, makan seafood khawatir asam dan urat kolesterol, mau makan manis nanti gulanya naik. Tidur tak bisa lagi di kasur yg empuk karena tulang belakang bermasalah, punya mobil mewah tak bisa dinikmati. Gaji besar tapi pinjam sana sini untuk menutupi kebutuhan harian. Itulah Gaji besar rezeki kecil.

Sebaliknya ada yg Gaji kecil rezeki besar. Gaji kecil tapi bisa pergi ke berbagai negara, Makan di rumah makan Arab yg mahal. Dakwah berjalan lancar, menikmati kendaraan yg nyaman bersama keluarganya. Disinilah letak keberkahan bagi seorang beriman. Maka carilah keberkahan bukan keserakahan.

Itulah kehidupan, kadang sulit menakarnya dengan timbangan akal. Hanya iman yg benar, ibadah yg Shalihah, akhlak yg mulia, kunci memahami liku-liku kehidupan yg amat singkat ini.

Itulah kehidupan dunia yg terkadang menyita hubungan kita kepada Allah. Kalaupun beramal dan beribadah ada saja gangguan keikhlasan. Berharap pahala kebaikan kita tak terhapus karena hilangnya keikhlasan.

Seorang membangun masjid di sebuah kampung, tak boleh ada orang yg kontribusi selain dia. Ia ingin nama masjidnya sesuai dg namanya. Namun tiga malam berturut-turut bermimpi bertemu laki-laki berjubah putih yg menghapus namanya di plang Masjid lalu laki2 berjubah putih itu menggantinya dg nama seorang wanita.

Ternyata setelah di cari ada nama seorang wanita yg namanya sesuai dg nama yg ada dalam mimpi. Ternyata wanita itulah yg senantiasa membersihkan ruangan masjid dan toiletnya tanpa di ketahui orang, sehingga masjid bersih digunakan untuk beribadah.

Jafar As Shiddiq pernah berkata kepada Imam Sofyan Ats Tsauri,” Tidak sempurna suatu amal baik kecuali dgn tiga perkara yaitu menyegerakannya, menganggapnya kecil dan menyembunyikannya.”

Menyegerakannya tanpa menunda karena takut tak ada umur lagi, menganggapnya kecil karena tak sebanding dg nikmat Allah kpd kita. Merahasiakannya karena demi selamatnya pahala kita.

Tak ada yg lebih menakutkan dan mengerikan daripada hilang tak berbekasnya amal shaleh dan amal dakwah kita di hadapan Allah kelak.

Ramadhan mengajarkan kita pentingnya keikhlasan dalam beramal, keikhlasan dalam berdakwah, dan keikhlasan dalam melayani masyarakat.

Semoga Allah menerima ibadah dan amal kita di hari yg ke lima belas ini.

Wallahu’alam

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
DailyIQ