Oleh : Ustadz Sunardi Ketua MPD PKS KAB Bekasi
Imam Ibnu Qayyim pernah berkata,”Sesungguhnya hati manusia ini ada masa-masanya semangat dan ada masa-masanya malas dan lesu. Maka manfaatkanlah ia dengan maksimal di masa-masa semangat dan tinggalkan ia [untuk sementara] di masa-masa malas.”
Saat Ramadhan umat sedang semangat-semangatnya melaksanakan kebaikan dan amal shaleh, maka moment ini seharusnya tidak boleh kita lewatkan untuk menyadarkan mereka tentang dakwah dan mendukung dakwah.
Suasana hati ummat saat shaum harus kita manfaatkan untuk melakukan penguatan dakwah.
Ayat pertama dari “ ayattush shiyam” secara tekstual mengandung nilai muatan dakwah,” Demikian penjelasan DR. Attabik Luthfi, MA dalam Tafsir Da’awi.
Pensyariatan shaum dalam ayat itu menggunakan redaksi nida’ [ seruan ]. Demikian juga ayat-ayat yang mendampingi “ayatush shiyam” baik sebelum maupun sesudahnya secara korelatif ternyata berbicara tentang dakwah dalam konteks fiqh mu’amalah dan syariat hudud. Ini pasti mengandung hikmah dan pelajaran yang luar biasa bagi kita para da’i.
Ayatush – shiyam selain sarat dengan taujih Rabbaniyah tentang peningkatan ruhiyah dan penguatan amal ibadah, juga sarat dengan penguatan nilai-nilai dakwah, social dan kehidupan bermasyarakat. Bahkan jika lihat aktivitas dakwah terbesar di masa Rasulullah justru terjadi di Bulan Ramadhan. Perang Badar merupakan perang pertama untuk menunjukkan eksistensi dakwah Islam. Lalu Fathu Makkah yg merupakan perjalanan dakwah terakhir Rasulullah saw juga terjadi di bulan Ramadhan.
Saat ini masyarakat menanti dan merindukan kehadiran kita, yang bisa membuat mereka yakin menjadi lebih baik dalam menata kehidupan. Mereka menginginkan kehidupan baru yang penuh harapan untuk mereka dan anak-anak mereka. Maka sudah selayaknya kita tampil dan menjadi solusi dan pelopor kebaikan di tengah-tengah mereka.
Pelayanan kepada masyarakat tidak mungkin bisa kita lakukan, jika kita belum mampu menjadi solusi bagi diri dan keluarga kita. Kita harus memiliki kompetensi agar bisa memberikan solusi. Dan kompetensi itu harus sudah berada dalam subsistem otak kita, artinya sudah bisa langsung action tanpa dikomando. Dan anggap saja Ramadhan ini adalah moment darurat bahwa kita memang harus men-setting ulang segala hal agar kita lebih produktif dan lebih kencang larinya pasca Ramadhan, atau gass pool.
Dengan menganggap bahwa Ramadhan adalah moment darurat untuk berubah lebih baik, maka Enzim Spark dalam otak kecil kita akan keluar, dan menghasilkan semangat Survival Instinct. Yaitu ilmu pepetologi yang bisa bergerak cepat saat kepepet.
Seorang ibu sedang duduk sambil membaca buku, tiba-tiba anak balitanya sudah di jalan raya, lalu si ibu bergerak berlari kencang menyelamatkan si anak, karena ada motor yang hampir menabrak anaknya. Selamatlah si anak. Setelah dihitung dengan computer, ternyata kecepatan lari sang Ibu melebihi kecepatan seoarang pelari dunia 100 m Usain Bolt !. Mengapa itu bisa terjadi….?
Setiap orang punya “trigger” tertentu yang bisa menyebabkan munculnya enzim spark ini, lalu kondisi jadi survival, ia bisa melejit dan melesat meraih prestasi. Ada orang yang memilih tempat sepi,atau malam yang hening,hingga dia mampu menghasilkan karya puisi, mengarang lagu, inilah gelombang seni.
Lalu bagaimana dengan kesadaran dakwah pada kita. Kita harus memiliki gelombang kesadaran yang tinggi. Ramadhan saat tepat untuk merenung, menggali inspirasi, dan melihat potensi diri. Dan 10 hari terakhir saat I’tikaf kita manfaatkan untuk melakukan survival instinct, lakukan “strong approach” kepada Allah Yang Maha Kuat, agar pasca Ramadhan kita mampu melejitkan seluruh potensi diri untuk meraih kompetensi. Sebab Ramadhan yang akan datang belum tentu kita masih ada di dunia ini.
Allah berfirman :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” ….[ QS. Ali Imran : 110 ]
Kita adalah ummat terbaik, kita semua pribadi terbaik, kita semua adalah kader terbaik dengan segala potensinya. Jangan sembunyikan potensi anda. Kerahkan,keluarkan dan kobarkan semangat dakwah dan semangat berkarya. Insya Allah, yakin pada Allah bahwa akan dakwah akan menang dengan bantuanNya. “وَاللَّهُ يُؤَيِّدُ بِنَصْرِهِ مَنْ يَشَاءُ [ Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. ].
Cukuplah syair shoutul harakah jadi penyemangat dakwah kita.
Generasi baru yang tlah dinanti.Tak takut dicaci tak gentar mati.Bagai gelombang terus menerjang. Tuk tumbangkan sgala kedzaliman.Dengan tulus ikhlas untuk keadilan. Hingga pertiwi gapai sejahtera.
Takkan surut walau selangkah. Takkan henti walau sejenak. Cita kami hidup mulia. Atau syahid mendapat syurga.
Wallahu’alam















