
PKS Bekasi – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bekasi pada Selasa (13/5) malam menyebabkan jembatan Kali Srengseng yang berada di dekat Masjid Al-Ikhlas, Permata Regency RW 016, roboh sekitar pukul 21.30 WIB. Jembatan tersebut merupakan penghubung antara Perumahan Permata Regency (Wanasari – Cibitung) dan pemukiman warga di Desa Sumberjaya (Tambun Selatan).
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Budi Muhammad Mustafa, mengatakan bahwa jembatan terputus akibat derasnya arus air yang membawa tumpukan sampah dampak dari kegiatan normalisasi Kali Srengseng.
“Kami mendapat laporan dari warga semalam, jembatan itu roboh sekitar pukul 21.30 karena tergerus air dan tumpukan sampah,” ujar Budi saat ditemui di lokasi, Rabu (14/5).
Menurutnya, jembatan tersebut memang sudah direncanakan masuk dalam program pembangunan tahun 2025. Namun kondisi cuaca ekstrem dan proses normalisasi sungai membuat debit air meningkat dan menyebabkan kerusakan lebih cepat dari yang diperkirakan.
“Sampah yang terbawa air ini akibat normalisasi kali, sehingga tekanan air dan sampah tidak tertahan dan menggerus jembatan,” jelas Budi, yang juga Ketua DPD PKS Kabupaten Bekasi dan anggota DPRD dari Dapil Cibitung–Cikarang Barat.
Setelah meninjau langsung lokasi kejadian bersama Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi. Dedi Supriyadi, Camat Cibitung, Encun Sunarto, SE.MM. dan Lurah Wanasari, H. Ujang Sukrilah, SE. M.IP, serta anggota DPRD lainnya seperti Haji Matam dari Fraksi Demokrat, pihak terkait langsung melakukan penanganan darurat. Sampah-sampah dibersihkan dan struktur jembatan yang roboh dibor serta diamankan sementara agar aliran air tetap lancar.
Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) dijadwalkan segera turun tangan melakukan perbaikan permanen. Selain itu, penanganan terhadap kontur tanah di sekitar jembatan juga akan dilakukan dengan pemasangan bor peil guna mencegah erosi lebih lanjut.
“Kami berharap proses perbaikannya bisa segera terealisasi agar masyarakat bisa kembali menggunakan jembatan ini untuk aktivitas sehari-hari,” pungkas Budi.
Peristiwa ini menjadi perhatian serius mengingat jembatan tersebut menjadi jalur utama penghubung antarwilayah dan vital bagi mobilitas warga. Pemerintah daerah diharapkan dapat bergerak cepat mengatasi dampaknya sebelum menimbulkan gangguan yang lebih luas.
rep : HS















