Kalo adaaaa……. Sembilan nyawa………🎵🎵🎵
Hemmm, sayup sayup lirik lagu itu menembus relung hati dan pikiranku dalam kereta siang ini. Panas matahari menembus kaca-kaca jendela. Suara lagu itu menggema lirih di antara langkah waktu, seolah mengingatkan bahwa hidup ini memang tentang jatuh dan bangkit, tentang meneguhkan hati meski luka belum kering. Dari balik kaca jendela yang memantulkan wajah lelah, aku bertanya dalam diam: mengapa ujian yang sama datang lagi? Tentang rasa yang belum sembuh, tentang keadaan yang serupa, hanya berganti nama dan tempat.
Mungkin di situlah rahasia runningnya cinta Allah pada kita. Dalam Al-Qur’an, Dia berfirman:
“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155)
Ujian bukan bentuk murka, tapi panggilan lembut agar kita kembali. Allah ingin kita menunduk, bukan kalah; berserah, bukan menyerah. Dia ingin kita sampai pada titik pasrah yang paling jernih, di mana hati tak lagi bersandar pada dunia, tapi hanya kepada-Nya, Sang Maha Perkasa, tempat segala lemah bersandar.
Kadang Allah hadirkan ujian yang sama agar kita menatapnya dengan hati yang berbeda. Dulu mungkin kita marah, kini kita belajar ridha. Dulu kita ingin segera keluar, kini kita belajar diam dan memahami. Ujian berulang bukan berarti kita gagal, tapi karena Allah ingin kita tumbuh, bukan hanya bertahan. Ia ingin kita lulus bukan di permukaan, tapi di kedalaman jiwa, sedalam jiwa kita untuk sabar dan tawakal yang benar-benar bersemayam.
Maka ketika masalah lama datang menyapa, katakan pada diri: “Ini kesempatanku untuk lulus di pelajaran yang sama, tapi dengan hati yang lebih tenang.”
Perbaiki taqwamu, haluskan tawakalmu, dan percayalah selangkah engkau menuju-Nya, seribu langkah Dia mendekat kepadamu..
Sekar Wiji (Member Reli Kab Bekasi) Semangat senin kawan, 14 Oktober 2025
