::
DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi -
Website DPD PKS Kabupaten Bekasi
Mengenal PKS

SATU PELUKAN UNTUK EMAK DI HARI IBU

Ibu dan anak by Pixabay

Disuatu malam sunyi saat duduk sendiri, tetiba aku teringat almarhumah ibuku.
Sosok ibu yang biasa kupanggil Emak.
Emak Kasliyah namanya.

Pernah suatu hari, dengan suara yang sederhana dan penuh harap, Emak menyampaikan keinginan agar bisa dipeluk anaknya setiap kali bertemu. Aku tak sengaja mendengar suara hati yang ia lontarkan dari lisan lembutnya usai kami berdua melihat tetangga yang saling berpelukan, bercipika-cipiki bergantian dengan anggota keluarga lainnya di liburan hari Raya.

Sebuah keinginan yang terdengar ringan, nyaris sepele, namun ternyata menyimpan makna yang begitu dalam.

Memang selepas menyelesaikan sekolah, aku memilih merantau untuk bekerja. Kota metropolitan, Jakarta, menjadi tempat mencari penghidupan, sementara Emak harus kutinggalkan di rumah. Jarak pun memisahkan kami cukup lama. Waktu pertemuan tak menentu, kadang enam bulan sekali, sepuluh bulan, bahkan setahun baru bisa bersua. Dalam jeda yang panjang itu, kerinduan seorang ibu tentu tak mudah dibendung, meski sering kali disembunyikan dengan senyum dan ketegaran.

Aku tahu, di balik wajah yang tampak kuat, ada hati yang perih setiap kali aku kembali pergi, saat masa libur atau mudik usai. Namun Emak memilih diam, menutup rapat rasa sedihnya, seolah tak ingin menjadi beban bagi anaknya.

Keinginan dipeluk anaknya terdengar begitu sederhana.
Saat itu aku bahkan nyaris tak menganggapnya sebagai sesuatu yang istimewa. Namun entah mengapa, kata-kata Emak membuat hatiku trenyuh. Aku merasa, itulah permintaan paling mudah yang bisa kupenuhi, sebuah cara kecil untuk meredam rindu panjang seorang ibu kepada buah hatinya.

Baru setelah kulakukan, aku benar-benar memahami artinya.

Ketika kupeluk tubuhnya erat-erat, ketika pipi kananku dan kiriku menempel di wajahnya, aku merasakan kehangatan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Ada ketenangan, ada cinta, ada kehadiran yang utuh. Dalam pelukan itu, seakan jarak dan waktu yang memisahkan kami selama ini luruh tanpa sisa. Momen inilah yang kerap menjadi ledakan rindu dalam kesendirian hidupku di tanah rantau.

Kini aku mengerti, permintaan yang tampak sederhana dari Emak ternyata menyimpan makna yang dalam.
Bagi seorang ibu, pelukan anak bukan sekadar sentuhan fisik. Ia adalah penegasan cinta, bukti bahwa ia masih dibutuhkan, dan obat paling mujarab bagi rindu yang lama terpendam. Aku baru benar-benar menyadarinya setelah Emak memintanya, dan setelah aku menuruti dengan sepenuh hati.

Keinginan dipeluk itu kini menjadi kenangan yang tak ternilai, sesuatu yang sederhana, tetapi tak tergantikan oleh apa pun.

Hari ini, Emak sudah tak lagi ada di dunia, sudah tenang diharibaan Sang Maha Pengasih dan Penyayang, Allah SWT.
Dan pelukan itu tak bisa lagi kuulang. Yang tersisa hanyalah ingatan tentang seorang ibu bernama Emak Kasliyah, yang mengajarkanku bahwa cinta pada orang tua, terlebih pada Ibu sering kali hadir dalam bentuk yang paling sederhana.

Andai waktu bisa diputar,
aku ingin memeluk Emak lebih lama,
lebih sering,
dan lebih erat.

Emak.
Ibu Kasliyah.
Satu pelukan lagi kupersambahkan untukmu.
Meski hanya bisa kulayangkan lewat doa dan rindu.

Dari anakmu,
Yang tak pernah henti mendoakan,
Semoga engkau bahagia disana.

Selamat Hari Ibu

Tulis ini dibuat dalam rangka memenuhi ajakan menulis untuk Hari Ibu

Penulis :

Siswoyo ( Relawan Literasi PKS Kabupaten Bekasi)

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
DailyIQ