Terima kasih, Ibu. Untuk semua hari yang telah engkau jalani dengan dada yang kadang terasa sesak, Mata yang tetap tersenyum meski kurang tidur, dan hati seluas samudra—yang tak pernah berhenti belajar mencintai.
Menjadi ibu memang tidak selalu mudah. Kadang bahkan tidak sempat bertanya, “mudah itu yang seperti apa?” Hari-hari berlalu begitu saja, dimulai dengan bangun paling pagi dan sering kali ditutup ketika tiada mata yang masih terjaga. Di antara semua itu, ada lelah yang tak sempat diberi nama. Ada tangis yang hanya menemukan ruang aman di kamar mandi, lalu engkau keluar kembali… Dengan wajah yang berusaha meyakinkan dunia bahwa semuanya baik-baik saja. Padahal tidak selalu begitu. Ada ragu yang diam-diam kau peluk sendiri. Ada rasa tidak cukup yang engkau simpan rapat-rapat. Bukan karena engkau lemah, Melainkan karena engkau tahu jika hatimu runtuh, ada begitu banyak hati yang ikut roboh bersamamu.
Ibu, lihatlah dirimu hari ini. Kalau biasanya engkau tersenyum untuk anak-anakmu, untuk pasanganmu, untuk orang-orang yang kau rawat dengan sepenuh jiwa— Hari ini, sejenak tersenyumlah untuk dirimu sendiri. Coba lihat dirimu lebih dekat, Bu. Engkau masih berdiri. Masih berusaha tegar. Masih merawat orang lain, bahkan ketika sering lupa merawat diri sendiri. Engkau tetap berharap pada Ilahi Robbi, Meski minim apresiasi.
Masya Allah… Menjadi ibu itu bukan perkara kecil. Bukan rutinitas biasa. Bukan sekadar “ya memang sudah seharusnya.” Menjadi ibu adalah keajaiban. Anugerah luar biasa dari Allah, yang sering terlihat sepele karena ia terjadi setiap hari.
Maka hari ini, izinkan aku—dan mungkin juga dirimu sendiri— untuk saling mengingatkan satu hal penting: Jangan abai mencintai dirimu sendiri Bu..
Tenang, Bu. Mencintai diri bukan berarti berhenti memberi. Bukan berarti engkau menjadi egois atau kurang peduli. Justru sebaliknya— dengan mencintai diri, engkau sedang mengisi ulang hatimu. Agar tetap punya cinta untuk dibagikan. Mencintai diri berarti memberi hak pada dirimu sendiri: waktu untuk bernapas dengan lapang, kesempatan untuk istirahat tanpa rasa bersalah, izin untuk tidak sempurna— karena engkau bukan malaikat. Engkau hanya manusia biasa yang setiap hari berusaha menjadi luar biasa.
Kadang kita lupa, Bu. Menuntut diri setangguh baja, padahal hati diciptakan untuk merasa. Kita ingin selalu kuat, padahal kuat itu bukan berarti tidak pernah rapuh. Ibu yang kuat bukan ibu yang tak pernah lelah. Ibu yang kuat adalah ibu yang berani jujur pada lelahnya, namun tetap memilih hadir dengan kekuatan cinta.
Maka hari ini, Bu… Beri pelukan hangat untuk hatimu sendiri. Pelukan yang mungkin jarang kau terima. Pelukan yang biasanya kau berikan pada orang lain. Katakan pelan-pelan dalam hatimu: “Terima kasih ya, diri… kamu sudah bertahan sejauh ini.”
Sekarang, pejamkan matamu sejenak. Tarik napas panjang… rasakan udara memenuhi dadamu. Tarik semua beban yang ada di hatimu— beban yang menekan pundakmu selama ini. Lalu hembuskan perlahan… lepaskan satu per satu. Tetap pejamkan matamu. Peluk dirimu sendiri. Dan ucapkan dengan lembut penuh kasih: “Terima kasih ya, diri. Kamu hebat. Kamu luar biasa sudah bertahan sejauh ini menjadi seorang ibu.”
Jika hari ini engkau masih melangkah, itu bukan karena engkau tidak lelah. Engkau melangkah karena Allah memberi cukup— cukup kekuatan, cukup kesabaran, cukup cinta untuk hari ini dan seterusnya. Dan percayalah, Bu, Allah tidak pernah lalai mencatat. Setiap air mata yang jatuh karena ikhlas, setiap sabar yang dipilih meski ingin menyerah, setiap doa yang dipanjatkan dalam sunyi— semuanya bernilai, semuanya diperhitungkan di sisi Allah..
Maka, Bu…tersenyumlah. Kau sudah melakukan yang terbaik dari versi dirimu hari ini. Dan itu sungguh lebih dari cukup.
Selamat Hari Ibu. Untuk para ibu hebat, para perempuan tangguh, yang hatinya terus berjuang, yang jiwanya tetap optimis, dan yang cintanya tak pernah berkurang meski lelah sering datang. Semoga Allah mengokohkan kekuatanmu, melapangkan hatimu, dan mengisinya dengan cinta, keikhlasan, serta syukur yang lembut. Semoga Ibu selalu disayang Allah dan Allah hadiahkan surga serta keridaan-Nya untukmu. Barakallahu fiikum.
alfakir ilallah Rina Armida Hasibuan (Anggota BKAP DPD PKS Kab Bekasi)















