PKSBekasi – Karawang – Purwakarta, Juni 2025 — Di balik kiprahnya sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Dapil Jawa Barat VII, Haji Jalal Abdul Nasir adalah sosok yang dikenal luas bukan karena jabatannya, tapi karena ketulusan hatinya. Dalam setiap langkahnya, ia hadir bukan sekadar sebagai politisi, tapi sebagai saudara, sebagai tetangga, sebagai sesama manusia yang tak pernah lelah membantu orang lain.
Dari kampung ke kampung, dari pasar hingga pesantren, nama Haji Jalal akrab di telinga warga. Ia tidak hanya datang saat kampanye atau acara formal. Ia hadir ketika masyarakat butuh didengar, ketika anak yatim butuh sekolah, ketika rumah ibadah butuh perbaikan, atau ketika warga kesulitan biaya berobat. Membantu adalah bagian dari jiwanya.
“Saya percaya, harta dan jabatan hanyalah titipan. Kalau hari ini kita bisa bantu, kenapa harus tunggu besok?” ujar Haji Jalal dalam satu kesempatan.
Perjalanan hidupnya yang penuh asam garam membentuknya menjadi pribadi yang peka dan tangguh. Sebelum dipercaya duduk di Senayan, Haji Jalal telah merintis usaha dari nol. Jatuh bangun dalam bisnis pernah ia jalani—hingga akhirnya Allah SWT takdirkan dirinya bukan hanya sukses secara ekonomi, tetapi juga diberikan amanah memperjuangkan rakyat lewat jalur politik.
Yang membedakan Haji Jalal dari banyak tokoh publik lainnya adalah energi positif dan keberaniannya untuk memberi tanpa hitung-hitungan. Ia tak takut miskin karena berbagi. Justru ia merasa kaya ketika bisa meringankan beban orang lain.
“Saya pernah susah. Saya tahu rasanya tak bisa bayar sekolah anak, saya tahu rasanya diminta tolong saat kita sendiri bingung. Karena itu, selama Allah beri kemampuan, saya ingin terus membantu,” tutur beliau.
Tak heran jika masyarakat menilai Haji Jalal sebagai figur yang merakyat, sederhana, dan tidak berjarak. Ia duduk di tengah rakyat, bukan di atas rakyat. Ia bicara dengan bahasa yang dimengerti orang kecil, dan menyentuh dengan perbuatan, bukan sekadar janji.
Karakter inilah yang menjadi pondasi utama pengabdian Haji Jalal di DPR RI maupun dalam kehidupan sehari-hari: pengabdian yang berpijak pada cinta kepada Allah dan kasih kepada sesama.















