Karena ada keperluan, seorang teman datang kerumah. Pak Sugeng namanya.
Padahal sudah beberapa kali berkunjung, tetap saja pak Sugeng masih tampak bingung kalau ke rumah saya.
Begini ceritanya,
“Sebenarnya males ke rumah pak Siswoyo.” Curhat pak Sugeng suatu hari
“Memangnya kenapa pak ?” Rasa penasaranku kala itu.
Selidik punya selidik ternyata alasannya cukup simple, sederhana.
Rumah saya susah dicari, begitu katanya.
Hmmm… Untung bukan karena kondisinya yang orisinil, belum ada renovasi. Masih seperti gambar di brosur saat berminat membeli, sesuai namanya RSS, Rumah Sangat Sederhana Sekali.
Hanya penambahan ruangan sedikit plus teras depan tertutup asbes alakadarnya.
Memang wajar juga sih, tinggal di perumahan rakyat jelata, alias BTN, Bayar Tapi Nyicil.
Selain model dan tipe rumah yang tak berbeda, ukuran dan luas jalan lingkungannyapun seragam.
Tapi kalimat yang dilontarkan saat ketemuan terakhir, berbarengan dengan hari terakhir batas pendaftaran Capres/Cawapres (Rabu, 25/10) begini, “Tadinya saya repot kalau nyari alamat rumah pak Siswoyo.
Suka keliru rumah orang. Nyasar.” Ujarnya
“Tapi mulai sekarang sudah tidak lagi.”
“Memang kenapa?” Tanyaku heran
“Tinggal masuk ke gang, lalu lihat rumah yang ada bendera PKS. Itulah rumah pak Siswoyo.”
“Sesimpel itukah petunjuknya?” Seketika rasa heranku berubah jadi rasa Herman.
Waahh … ternyata PKS bisa menjadi petunjuk ke jalan yang benar ya.
Eh… petunjuk ke rumah saya.
🙏🙏🙏
Selamat Menempuh Perjuangan.
Semoga terpilih jadi Anggota Dewan.
Selain pilih PKS nomor 8
Jangan lupa,
Presidennya pilih Anies Baswedan.
sisA















