::
DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi -
Website DPD PKS Kabupaten Bekasi
Mengenal PKS

Jadi Imam dan Khatib shalat Khusuf, Ayub Rohadi Ajak Perbanyak Do’a dan Sedekah

Jamaah Sholat Gerhana Bulan

PKS BEKASI – DR. Ayub Rohadi, M.Phill di daulat menjadi Imam & Khatib shalat Khusuf atau shalat Gerhana di Masjid Quba Perumahan Telaga Sakinah tempat beliau tinggal, hanya berjarak 500m an dari rumahnya.

Selain menjadi anggota Fraksi PKS DPRD Kab. Bekasi dapil 2 Cikarang Barat dan Cibitung, dia sebelumnya sudah aktif berdakwah dan aktif di berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Shalat di mulai ba’da shalat Maghrib di lanjut Khutbah hingga menjelang shalat Isya. Di hadiri kurang lebih 100 orang jama’ah terdari dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja hingga anak-anak yang merupakan warga sekitar.

Tak lupa sebelum shalat di mulai Ust. Ayub, sapaan akrabnya,  mengingatkam tata cara shalat Khusuf.

 “setelah shalat, imam berdiri menyampaikan khutbah yang berisi nasihat serta peringatan terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah serta mengajak memperbanyak dzikir, istighfar, sedekah dan berbagai amal kebajikan,” jelas beliau.

Khutbah pertama dia sampaikan bahwa betapa kecilnya manusia jika dilihat dari kajian ilmu pengetahuan modern. Bulan yang sedang mengalami gerhana kali ini, hanyalah komponen sangat kecil dari materi alam semesta ini. Sedangkan segala hal yang membentuk isi alam semesta hanyalah berkontribusi pada secuil materi yang telah diketahui ilmu pengetahuan saat ini, sementara sisanya, sama sekali belum kita ketahui.

“Jamaah shalat Gerhana Bulan yang berbahagia,

Allah SWT berfirman dalam QS. Yâsîn ayat 40 :

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Tidaklah mungkin bagi Matahari mengejar Bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya (orbit).

Ayat ini menjelaskan bahwa terjadinya gerhana adalah ketika Matahari, Bulan dan Bumi berada di satu garis lurus. Jika Bulan menghalangi cahaya Matahari ke Bumi, maka itu adalah gerhana Matahari. Jika bumi menghalangi cahaya Matahari sampai ke Bulan maka disebut dengan gerhana bulan. Itulah fenomena alam yang kadang terjadi,” jelas Ust. Ayub

“Fenomena gerhana Bulan total akan terjadi pada sore hari ini tanggal 8 November 2022, di perkirakan mulai pukul 15.00-20.05 WIB nanti,” lanjut beliau.

Selain menjelaskan peristiwa gerhana dari sudut ilmu pengetahuan, beliau juga menjelaskan gerhana dari sudut pandang Syar’i.

“Jamaah shalat gerhana Bulan yang berbahagia,

fenomena gerhana jangan di kaitkan dengan mitos kematian atau kehidupan seseorang atau peristiwa-peristiwa lainnya, melainkan murni fenomena alam sebagai bukti kebesaran Allah SWT dan atas se izin-Nya pula bisa kembali normal.

Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita bila terjadi gerhana untuk berdo’a kepada-Nya, mendirikan shalat sunnah gerhana, bertakbir dan bersedekah, sebagaimana sabda beliau ketika kematian putra kesayangan yaitu Ibrahim bin Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari yang berbunyi :

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdo’a kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat dan bersedekahlah,” terangnya lagi.

“Namun jarang sekali ada yang menyadari sebagaimana sabda Nabi, bahwa gerhana adalah bagian dari tanda hari kiamat. Jika gerhana sering terjadi, maka itu pertanda kiamat sudah semakin dekat.

Allah SWT berfirman dalam al Qur’an :

فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ (٧) وَخَسَفَ الْقَمَرُ (٨) وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ (٩) يَقُولُ الإنْسَانُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ (١٠) كَلا لا وَزَرَ (١١) إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ (١٢(

Artinya : Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan bulan pun telah hilang cahayanya, lalu matahari dan bulan dikumpulkan (terjadilah gerhana), pada hari itu manusia berkata, “Kemana tempat lari?” Tidak! Tidak ada tempat berlindung ! Hanya kepada Tuhanmu tempat kembali pada hari itu. (QS. Al Qiyamah : 7-12)” tegas beliau.

Khutbah kedua beliau tutup dengan mengajak jama’ah untuk berdo’a agar Allah SWT mengembalikan kondisi abnormal ini menjadi normal kembali dan di jauhkan dari segala musibah.  *mry

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
DailyIQ