::
DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi - DPD PKS Kabupaten Bekasi -
Website DPD PKS Kabupaten Bekasi
Mengenal PKS

Hari Ke Tujuh Belas, Ramadhan Bahaya Laten Senioritas

Oleh : Ustadz Sunardi Ketua MPD PKS Kabupaten Bekasi

Tak terasa kita semakin dekat dengan malam yang diberkahi, itulah malam Qadr. Allah berfirman :”Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur’an itu pada suatu malam yang diberkahi…” [ QS Ad Dukhaan : 3 ]

Itulah malam yang kita tunggu-tunggu, berada di 10 terakhir dari malam-malam Ramadhan, diantara malam-malam ganjil. Dinamakan Al Qadr karena besarnya nilai,kedudukan dan kemuliaannya. Di dalamnya penuh kebaikan, barakah, rahmat dan ampunan hingga datang waktu fajr. Hikmah dirahasiakannya Lailatul Qadr adalah untuk membuktikan kesungguhan para hamba dalam beribadah di keseluruhan malam-malam Ramadhan.” Demikian Imam Ibnu Jauzi dalam Kitab Zadul Masir.

Diantara bekal qalbiyah untuk menyambut Lailatul qadr adalah bersihnya nurani, tawadhu’, lapang dada, mencintai sesama, dan mengharap kebaikan terlimpah bagi seluruh hamba. Maka jadikanlah malam-malam Ramadhan adalah malam-malam yang berharga bagi kita dan mengisinya dengan amal yang ihsan.

Tawadhu’, lapang dada, mencintai sesama adalah sifat-sifat yang dibutuhkan para dai ilallah. Jika sifat-sifat mulia ini hilang dari diri seorang dai maka akan berbahaya baginya dan bagi jamaah yang dimasukinya. Lawan dari sifat-sifat ini adalah Kibr, merasa hebat, senioritas [ merasa senior atau lebih dulu masuk dalam organisasi ]. Sifat-sifat ini akan mudah membesar seperti api yang disiram minyak jika bergabung dengan orang-orang yang zalim, para pengkhianat kebenaran dan para pendusta .Dengan shaum Ramadhan yang benar, seharusnya sifat-sifat buruk ini terkikis.

Adalah Sahabat Amr bin Ash ra yang baru masuk Islam, ditunjuk oleh Rasulullah saw mengomandani pasukan muslimin, padahal di situ ada Sahabat mulia Abu Bakar As Shiddiq ra. dan Umar bin Khattab. Begitu juga Rasulullah saw, mengangkat Usamah bin Zaid yang masih belia sebagai panglima perang padahal ada sahabat senior yang lain. Ini sebagai isyarat bahwa tak ada tempat bagi sikap “Senioritas” dalam diri seorang dai.

Dalam sebuah ekspedisi peperangan, pasukan kaum Muslimin di bawah komandan Amr bin Ash, berkemah karena hari sudah mulai malam. Malam itu begitu dingin, terpaan angin padang pasir menambah dinginnya malam. Tiba-tiba Sang Komandan Amr bin Ash berseru kepada seluruh pasukan,” Matikan api, matikan api. !” Umar bin Khattab yang mendengar itu berkata,” Bagaimana engkau ini malam begitu dingin. Pasukan akan kedinginan.” Abu Bakar menukas,” Ikuti perintah komandan kita wahai Umar, dia komandan kita sekarang.” Dan tak lama setelah api dimatikan oleh pasukan dan mereka tak bersuara, lewatlah pasukan musuh tanpa mengetahui adanya pasukan kaum muslimin. Benarlah apa yang disampaikan oleh Sahabat Abu Bakar kepada Umar,” Dia komandan kita sekarang.”

Orang yang memiliki sikap senioritas sesungguhnya sedang mewarisi sikap Iblis yang merasa lebih senior dari Nabi Adam as. Iblis merasa lebih hebat, lebih dulu, maka ia complain kepada Allah. “ana khairum minhu..” [ aku lebih baik darinya ]. Begitu juga sikap ini jika menjangkiti para aktivifis dakwah akan membuat dadanya sempit jika tak mendapatkan posisi dalam organisasi. Akhirnya senang melakukan budaya lapor kepada pimpinan karena merasa punya akses. Atau melobi-lobi pimpinan agar keputusan yang sudah disyura’kan berubah, menjadi sesuai dengan keinginannya. Namun ia tak berani mengingatkan saudaranya secara langsung jika ada hal yang tak disukainya. Sikap ini sangat berbahaya dan mudah untuk pengaruhi dan diperdaya oleh musuh dakwah.

Lailatul qadr, malam yang mulia penuh berkah dan rahmat. Yuk kita lapor pada Allah tentang kedegilan dan kekerdilan jiwa kita. Bukan lapor pada manusia.

Berlelah-lelah kita beribadah kepada Allah di malam Qadr, demi membersihkan jiwa kita dari penyakit qalbu dan meraih pahala. “Ajruki ‘alaa qadri nashabik”, pahalamu sesuai kadar usahamu.

Menuju Sepuluh hari terakhir Ramadhan, kita menghiba di waktu sahur, memohon ampunanNya, melakukan kebaikan di siangnya, melakukan ketaatan di malamnya, bersabar dalam ibadah kepadaNya. Bersabar dan bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada orang lain, walau bukan kita yang merasakannya. Tapi yakinlah Allah akan memberikan nikmat kepada kita dengan caraNya yang lain.

Wallahu’alam.

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
DailyIQ