Dalam rangkaian sesi Garuda Keadilan Kabupaten Bekasi di acara Pemuda Bergerak, momen teatrikal komedi dari Ridho, Alvi, dan Bintang menjadi penutup yang paling cair namun penuh pesan. Di tengah pembahasan mini podcast soal keresahan anak muda mulai dari insecure, overthinking, hingga tuntutan untuk selalu kuat mereka memilih menyampaikannya lewat tawa dan satire.
Lewat konsep teatrikal komedi tenaga dalam, ketiganya menghadirkan gambaran sederhana tapi relevan tentang realita anak muda hari ini. Ridho berperan sebagai sosok “orang kuat/sakti”, sementara Alvi dan Bintang menjadi figur yang selalu terpental setiap kali mencoba menyerang sebuah metafora tentang tekanan, ekspektasi, dan benturan hidup yang kerap datang silih berganti.
Alih-alih tampil serius, mereka memilih jalur komedi. Setiap serangan Alvi dan Bintang selalu berakhir dengan terpentalnya tubuh mereka, dipicu oleh satu “mantra” sarkas yang diucapkan
Ridho: “HIDUP JOKOWI.”
Kalimat tersebut sengaja dipakai sebagai alat satire, bukan untuk membahas politik, melainkan sebagai simbol absurditas tuntutan sosial bahwa kadang anak muda dipaksa terlihat kuat oleh hal-hal yang tidak masuk akal, tidak relevan dengan dirinya, namun tetap harus diterima.
Tawa penonton pecah. Namun di balik kelucuan itu, terselip pesan yang tajam: anak muda sering kali dituntut kuat tanpa pernah ditanya siap atau tidak. Dipukul ekspektasi, didorong standar sosial, dan tetap diminta berdiri tegak seolah tidak terjadi apa-apa.
Melalui aksi terpental Alvi dan Bintang, teatrikal ini menggambarkan bagaimana tekanan hidup bisa datang dari mana saja lingkungan, omongan orang, hingga tuntutan yang tidak pernah diminta. Sementara sosok Ridho sebagai “orang kuat” menjadi simbol narasi yang sering dilekatkan ke anak muda: harus tahan banting, harus kebal, harus selalu kuat.
Komedi ini justru menjadi ruang jujur untuk mengatakan bahwa tidak semua kekuatan itu nyata, dan tidak semua yang terlihat sakti benar-benar tanpa beban. Kadang, kekuatan hanya topeng agar tetap bisa bertahan.
Garuda Keadilan Kabupaten Bekasi melalui penampilan ini ingin menyampaikan bahwa menertawakan tekanan hidup bukan berarti meremehkan, tapi cara sehat untuk menghadapinya bersama. Anak muda boleh lelah, boleh jatuh, dan boleh ketawa di tengah prosesnya.
Teatrikal Ridho, Alvi, dan Bintang menegaskan satu hal penting: kuat itu bukan soal kebal, tapi soal bertahan dan sesekali, tertawa bersama. Di ruang yang aman, dengan circle yang saling menguatkan, anak muda tidak harus selalu terlihat sakti untuk bisa terus melangkah.















